TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Pertaruhan Akhir {3}



Pertaruhan Akhir {3}

0"Biaklah, kalau begitu Penasihat Li bagian urusi cenayang gila itu,"     
0

"Aku? Kenapa aku? Apa salahku? Aku tidak—" belum sempat Li Zheng Xi mengatakan pendapatnya, Jiang Kang Hua sudah terbang ke atas langit sambil menghunuskan pedangnya. Tatapannya memandang dengan begitu sengit pada musuh yang ada di depannya. Sambil membaca sebuah mantra dia pun menaruh jari telunjuk dan jari tengahhnya dari pangkal sampai ujung pedang, kemudian dia membuka matanya lagi. Mengibaskan pendangnya hingga semua prajurit yang ada di sana langsung luluh lantah dengan sempurna. Tinggal tersisa petinggi kerajaan, serta cenayang juga Cheng Wan Nian, yang sekarang Cheng Wan Nian memandang Jiang Kang Hua dengan pandangan tajam itu. Ya, benar. Panglima Perang Kerajaan Iblis itu memang tidak bisa untuk diabaikan. Kekuatannya bahkan seperti kekuatan seribu gajah, dengan kecepatan seribu kuda. Bahkan, dari makhluk abadi mana pun banyak sekali yang begitu takjub dengan kekuatan Jiang Kang Hua. Cheng Wan Nian meremas tangannya, dia benar-benar tidak akan membiarkan kalau sampai prajuritnya habis karena ulah dari Jiang Kang Hua.     

"Cenayang, bisakah kau tidak diam saja? Bagaimana bisa prajuritku kau biarkan terluka begitu parah hanya dengan sekali serangan dari Panglima Jiang!" marah Cheng Wan Nian.     

Cenayang itu memandang Cheng Wan Nian dengan mimik wajah kagetnya, tapi kemudian dia langsung menggenggam tongkat yang ada di depannya dan membaca mantra, spontan para prajurit yang terluka itu pun langsung bangkit sempurna seperti sedia kala.     

Jiang Kang Hua yang melihat itu pun agaknya kaget bukan main, ini benar-benar sangat mengerikan, ketika para prajurit berubah bukan hanya sekadar menjadi iblis namun juga menjadi sebuah monster yang sangat mengerikan. Seperti zombie yang tak bisa mati atau pun tak membutuhkan waktu untuk sekadar mengembalikan energinya secara utuh.     

"Panglima Jiang, serang sekali lagi, biar aku yang mengecoh konsentrasi cenayang itu!" kata Li Zheng Xi.     

Jiang Kang Hua pun mengangguk, dia memejamkan matanya kemudian dia kembali fokus untuk menyerang para prajurit itu, sementara itu Perdana Menteri Jian langsung terbang, kemudian dia menyerang para petinggi kerajaan dari jarak jauh. Karena pertempuran serempak itulah, salah satu petinggi kerajaan menyelamatkan Cheng Wan Nian untuk berada pada tempat teramannya dan mengintai apa yang terjadi sekarang.     

Prank!     

Sebuah detuman yang sangat mengerikan, para prajurit dari Cheng Wan Nian kembali tumbang, tapi saat cenayang itu hendak membangkitkan prajurit itu lagi, dengan cepat Li Zheng Xi mengibaskan kipasnya sampai sehelai rambut dari cenayang tersebut putus dengan sempurna. Merasa kesal cenayang itu pun melirik pada Li Zheng Xi dengan mimik wajah tak sukanya, dia kemudian memejamkan matanya dan mulai membaca mantra, sebelum mantra itu dibacakan, Li Zheng Xi kembali mengibaskan kipasnya yang berisi ribuan jarum beracun. Namun sayang ribuah jarum beracun itu berhenti tepat di depan cenayang itu kemudian jarum tersebut jatuh begitu saja dengan sempurna. Dengan mimik wajah yang semakin kesal, Li Zheng Xi kembali memejamkan matanya, kini warna matanya berubah menjadi semerah darah, memandang para cenayang itu dan memejamkan matanya untuk kedua kali.     

Cenayang tersebut, terkejut bukan main setelah melihat warna mata kuning bak permata itu pada diri Li Zheng Xi, bagaimana bisa mata merah berubah menjadi mata berwarna kuning.     

"K… kau!"     

"Ya, itu aku. Aku adalah makhluk langit, apakah kau baru tahu itu?"     

Li Zheng Xi langsung terbang kemudian berputar, langsung menyerang tepat pada diri cenayang tersebut. Namun belum sempat dia melukai cenayang tersebut, tubuhnya seperti dihantam oleh kekuatan yang sangat dahsyat dan membuatnya terpental dengan sempurna. Karena kesalnya dia kembali memberikan serangan bertubi-tubi hingga salah satu jarumnya berhasil melukai pipi cenayang tersebut. Namun sayang, tenaganya sudah mulai terkuras habis. Keringatnya tampak bercucuran dengan sangat sempurna. Li Zheng Xi tak pernah menyangka jika menyerang sosok mengerikan yang ada di depannya ini tidak hanya butuh konsentrasi melainkan butuh tenaga yang sangat besar sekali. kemudian, Li Zheng Xi kembali menutup mata, dia mulai berusaha untuk berkonsentrasi sekuat tenaga, kemudian dia kembali membuka matanya, sebuah tenaga dia dapatkan yaitu tenaga yang disalurkan Jiang Kang Hua kepada dirinya.     

"Apakah kau bodoh?" batin Li Zheng Xi, melotot pada Jiang Kang Hua yang berusaha mengobatinya. Bagaimana tidak, Jiang Kang Hua telah kehabisan separuh tenaga dalamnya untuk membuat perlindungan untuk istana tapi tetap berhasil dijebol oleh cenayang itu, bagaimana bisa Jiang Kang Hua kembali menyalurkan tenaga dalamnya. Bisa-bisa, tenaga dalam Jiang Kang Hua akan habis dan dia akan mati dengan cara yang sia-sia.     

Setelah memberikan setengah dari energinya, Jiang Kang Hua tampak diam sebentar sambil menekan dadanya, keringat dingin mulai berkucur pada keningnya, tapi dia berusaha tersenyum di depan Li zheng Xi.     

"Aku tak selemah yang kau pikirkan," batin Jiang Kang Hua. Kemudian dia kembali terbang dan menuju pada Perdana Menteri Jian untuk membantunya sebelum dia bisa menembus Cheng Wan Nian dan menghabisi sosok yang paling dia benci di dunia itu.     

"Panglima Jiang apakah kau baik-baik saja?" tanya Perdana Menteri Jian. Bagaimana tidak, dia sama sekali tidak ingin kalau sampai Jiang Kang Hua kenapa-napa, sebab bagaimanapun juga, Jiang Kang Hua adalah sosok yang paliing penting dalam pertempuran ini. tidak dipungkiri jika, sosok yang paling menonjol dan paling memiliki ilmu bela diri tinggi adalah Jiang Kang Hua lebih dari siapa pun.     

"Aku akan membantumu sebisaku sambil memulihkan energiku, Perdana Menteri Jian. Dan selama itu, bisakah kau mengulur waktu untukku? Aku benar-benar kehabisan energy," kata Jiang Kang Hua dengan mimik wajah seriusnya. Perdana Menteri Jian pun mengangguk, dia memandang wajah Jiang Kang Hua tampak pucat pasi. Bagaimana tidak, lelaki itu terlalu memaksakan diri dan membiarkan semua beban yang ada di dunia ini pada pundaknya, dan hal itulah yang membuat semuanya menjadi tak terkendali sama sekali, untuk kemudian Perdana Menteri Jian menepuk bahu Jiang Kang Hua. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang untuk Panglima Perang istana tersebut.     

"Ini adalah pil untuk mengembalikan energimu dengan cepat, aku hanya memiliki tiga butir dan selama ini hanya kupergunakan dalam keadaan genting. Kau membutuhkannya, maka telanlah pil ini,"     

Perdana Menteri Jian memberikan sebuah pil yang berbentuk bundar sebesar kelereng, berwarna cokelat kepada Jiang Kang Hua. Awalnya Jiang Kang Hua ragu, namun melihat musuh datang dengan begitu cepat membuatnya mau tak mau untuk memakannya juga. dia pun langsung memakannya tanpa pikir panjang, setelah itu dadanya terasa begitu panas dan sangat menyakitkan. Keringat Jiang Kang Hua berkucuran, dan dia berteriak kesetanan, dia bahkan tak bisa mengendalikan dirinya sendiri sekarang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.